Jumat, 22 Februari 2013


Nalar kritis mahasiswa pada dasarnya tak  pudar seiring bergonta-gantinya masa. Gagasan atau ide brilian juga masih mewarnai pemikiran-pemikiran mahasiswa. Kritik atas  kondisi sosial- masyarakat, keadaan bangsa, juga kondisi kampusnya  masih lazim di suarakan mahasiswa. Yang membedakan adalah gagasan, ide, kritik dan keluhan mahasiswa hari ini mereka sampaikan lewat jejaring sosial. Mereka rupakan dalam bentuk update status Facebook atau cerocosan di twitter.

Tak banyak lagi cerita mahasiswa yang menuliskan gagasan mereka lewat buku, membahasakan ide brilian mereka dalam sebuah karya ilmiah, dan hanya terhenti di jejaring sosial.

Budaya semacam ini seolah didukung juga oleh tak adanya penekanan dari sistem pendidikan perguruan tinggi (juga para dosen) untuk mengeksplorasi kemampuan literal mahasiswa. Mahasiswa hanya ditekankan pada penguasaan materi dengan acuan IPK. (PU).
Posted by Unknown On 06.02 READ FULL POST

Facebook

    Jumlah Pengunjung

    Text