Selasa, 14 Mei 2013



Oleh: dewi khoirul mala

Suara gemuruh ombak besar
Yang menghantam keras batu-batuan
Teman-kawan serta para nelayan
Juga terhantam ombak-ombak itu
Aku duduk di atas batu besar
Seakan aku taka da guna
Namun banyak sekali bisikan
Bisikan hati yang membuat diri ini
Membahana dan menggetarkan jiwa
Untuk menggoreskan tintaa emas di atas kertas
Posted by Unknown On 02.50 No comments READ FULL POST


Oleh: Syaiful

Kerasnya batu tak terpikirkan olehku
Lembutnya pasir tak terbayangkan olehku
Mencoba menjalani semua ini
Datang dan kembali
Alunan-alunan nada yang membuat diriku terbuai
Ombak yang saling menyapa
Tak membuatnya untuk berhenti

Berjalan dan terus berjalan
Setapak demi setapak
Sampai dia di atas batu dlodo
Lama..
Duduk, berdiri, dan menanti
Berusaha dan mencoba

Menelan haus dan lapar
Dini kian menanti
Baying-bayang selimut
Terucap kata-kata sayang
Posted by Unknown On 02.50 No comments READ FULL POST


Oleh: Dian Meiningtias

Ku dengar merdu denguran ombak
Saling bersahut memadu syair
Gelombang pasang berlarian
Menyentuh lembut hamparan pipi

Karang masih bersipu malu
Lamunan indahnya enggan sirna
Menanti kawan bermain waktu
Mengukir alur penuh asa

Ombak berkejaran salam menyapa
Hantaman cantik sekilas berjabat
Meraba keras tebing nan kokoh
Terkikis halus karang nan tegar

Pasir putih seraya bercerita
Fajar dan senja berlalu tersenyum
Cerita mereka tak kenal masa
Mengukir dongeng tanpa pena
Posted by Unknown On 02.48 No comments READ FULL POST


Oleh: Dian Mieningtias

Pasir-pasir kecil berjajar rapi
Indah nan permai menyentuh hati
Sayup-sayup indah sapaan sang ombak
Terbentur keras lamunan karang

Langkah anggun petani pantai
Mengayunkan kaki menyusuri asa
Harapan agung penuh arti
Menghantarkan mimpi hingga terbang
Menyusuri lautan hindia hingga Australia

Daun-daun cantik jatuh berlari
Menghiasi asrinya pesona pantai
Seolah sirna tersapu gelombang
Menghantar daun ke negeri seberang
Posted by Unknown On 02.48 No comments READ FULL POST


Oleh: Eli Rohmawati

Matakuterpejammelihatbukit
Indah menjulangsalingberbaris
Hamparanhijaudedaunanasri
Mengundangdeliksejutapesona
Sepoi angina membawasalam
Merangkai bait demi bait
Membawaceritapenuhmakna
Menghantarinsankepemukiman
Posted by Unknown On 02.47 No comments READ FULL POST


Oleh: Nova Puspita Arum

Ketika langit menampakkan sang surya
Aku tertunduk menyesali diri
Meratapi kerikil=kerikil yang menyumbat hati
Menangisi hal yang tak mungkin kembali
Marah, kecewa, sedih
Menjadikan gundah gulana dalam jiwa ini

Bunda..
Tak ada yang mampu menggantikan cahayamu
Menerangiku setiap malam
Menghangatkanku setiap pagi
Bunda..
Parasmu yang menawan
Hatimu yang jutawan
Akan ku ukir di palung hati ini
Dan akan aku bingkaikan dengan kemasan apik
Agar kau tetap tertata rapi di memoriku

Jangan takut bunda
Tak aka nada yang mampu menerpaku
Meskipun angina topan mengahdang
Tak akan mengurungkan niatku
Tuk merubah hiasan hariku
Karna kaulah bintang jiwaku
Karna kaulah penerbit hari baruku
Posted by Unknown On 02.46 No comments READ FULL POST



Ombak berseru bersahutan
Pantai nan indah permai
Nyiur dan camar ikut berseri
Awan beriringan menuuju ufuk
Putih bersih suci
Ombak pantai berjajar menyapa
Pasir yang terhampar memberi sejarah indah
Ketika itu,
Seorang anak kecil berlarian bersama teman-temannya
Posted by Unknown On 02.46 No comments READ FULL POST


Pasir bertaburan lembut.
Angina berhembus perlahan membisikkanku
Pohon yang indah berayun-ayun
Tampak sepasang insan berjalan berduyun-duyun
Menuju angan fantasi
Dengan imajinasi yang tinggi
Ombak yang indah menemaaninya pagi ini.
Posted by Unknown On 02.45 No comments READ FULL POST


Oleh: shofi

Ku tatap tarian gelombang ombak
Diatas hamparan laut nan luas
Bentangan birunya disekitar karang mungil
Telah temaniku dalam sunyi
Buliran pasir yang menerobos dalam benakku
Seakan mengingatkanku dalam masa laluku
Masa lalu yang penuh tetesan air mata
Yang menumpahkan segala kesedihanku
Tak ada rangkaian kata pun
Yang entah akan berucap apalagi
Seakan terkunci dalam gembok kesedihan
Terkurung dalam jejeran ombak
Terhempas oleh deburan yang kencang
Gelantungnya ranting-ranting daun
Seakan mengembalikanku dalama gantungan kesedihan
Namun ku hanya berucap lirih
Maski dalam sedih dan rintih
Kesedihan ini akan tersisih
Posted by Unknown On 02.44 No comments READ FULL POST


Oleh: nurul

Ku terduduk lesu
Diam, bisu
Hingga ku dengar deru ombak
Menertawakan
Mengolok tiada henti
Habislah aku
Menahan malu ku tertunduk
Tak ubahnya seonggok karang
Tanpa nyawa
kosong
Posted by Unknown On 02.43 No comments READ FULL POST



Kurasan ketika aku merasakan
Kesejukan yang ada disini
Membuat hati menjadi cerah
Manabur pasir di awan cerah
Namun langit agak kusam
Saat ku memandang wajahnya
Dengan suara-suara yang dapat meluluhkan hatiku
Yang lagi galau ini
Sungguh aku merasakan keindahan yang tiada tara
Menunjukkan kebesaran yyang kuasa
Namun sebagaimana pun rasa hatiku saat ini membuatku sedih
Karena seorang cowok yang jelek di depan
Pake baju putih
Posted by Unknown On 02.43 No comments READ FULL POST


Oleh: Nova Puspita Arum

Hidup tak pernah seperti bintang
Selalu di atas, terang dan memukau
Namun petani seperti bintang kehidupan
Menghiasi kehidupan sanubari
Ingin aku berkelana menuju tempat itu
Tempat yang ku idamkan, Australia
Meski aku hanya anak petani
Tak akan pernah menggugurkan daun hasratku
Untuk menuju tempat indahmu
Tengoklah!!
Aku hanya anak petani
Tapi cita-citaku akan setinggi bintang
Karena aku adalah bintang kehidupan
Penerang seluruh alam
Posted by Unknown On 02.42 No comments READ FULL POST



Gelegar ombak yang begitu indah.
Brrrrr…
Fikiranku membuat hilang semua panikku.
Aku lapar..
Karena di pantai gag ada penjual,
Aku bingung..
Uangku tak berguna di pantai.
Namun hanya cinta yang bisa ku gadaikan.
Akhirnya aku memutuskan cari ikan
Dengan menceburkan CD ku ke laut.
Posted by Unknown On 02.42 No comments READ FULL POST


Oleh: Marlinda

Gunung..
Kau berdiri angkuh menjulang angkasa
Beribu petir sambar menyambar
Berlomba-lomba menghantammu
Apakah kau tak bosan?!
Hah…
Pasir pun bosan
Sampai kapan lumut-lumut menggerogoti otakmu?
Cobalah kau remungkan wahai gunung
Ombak kan selalu menantimu berkelana
Posted by Unknown On 02.41 No comments READ FULL POST

Minggu, 12 Mei 2013



#1
Kembali aku sampai batas kota
Masih ingat aku, begitu rapuhnya gapura yang setiap waktu tersenyum
Tak ada yang berubah
Dan tak ada yang diubah
Bahkan tak ada inisitif tuk mengubah
Kotaku tetaplah sepi seperti ini
Jalan tetaplah lengang
Maklumlah
Aku baru pulang dari kota rantau

#2
Nyaris tak ada yang berubah
Jalanan bergelombang semakin membuat empuk pantat
Menadah hujan yag terkadang datang
Melenggang liuk pedagang sayuran
Menghindari air yang terkadang menantang
Begitu banyak ranjau yang tertanam
Seolah menunggu ban kendaraan meletus dan kemudian berhenti dan diam.

#3
Inilah kotaku
Mencoba mendengar angin berbisik
Suara-suara ketertinggalan dari tertangga kota
Tapi entahlah
Sarjana-sarjana yang merantau jarang sekali pulang
Mereka memilih hidup di kota asing
Mungkin kota ini tak menarik lagi
Tak berminat bangunkan kota yang tertidur panjang
Tertidur seperti arca-arca di utara pendapa kota

#4
Aku sarjana yang berpulang
Mencoba sisa-sisa mimpi  yang kuucapkan pada bunda sayang
Memang, kuterlalu lama beronani dengan dunia idea
Terlalu lama bersetubuh dengan ketidakpentingan pendidikan
Yang pada akhirnya, aku terputus
Ku terputus pada kenyataan tempat aku kembali
Bingung aku dengan keterbelengguanku
Lelah hati bila pikirkan aku
Kemudian aku bertanya
Apa yang aku berikan pada kotaku
Apa guna ilmu yang diceramahkan oleh orang tua bergelar itu
Oh kotaku,
Oh Trenggalek malang
Apa guna dulu kau terima tetesan air ketuban ibuku
Bila akhirnya aku menjadi sarjana amnesia
Posted by Unknown On 17.34 No comments READ FULL POST

Serpihan Puisi Nana

Berteduh Malam

Ku rebahkan ratap diantara terlampauinya kemilau belukar cakra jingga 
Syair kerdil kembali menjemputku pada peraduan hati, 
Sebongkah asa mencari teduh bersikukuh, 
Mendayung senyum 
Ku sandarkan lelah pada dinding malam
Mengukir Karsa
Pagi ini senja tak lagi enggan menyapa 
Seperti biasa, risalah hati menggurat persemaian dan kembali mengukir karsa 
Pertanda ku masih diberi kehidupan diantara nafas-nafas pemberian Tuhan.. 
Meski terkadang angkuh, rindu ini masih mematri setapak jalanku 
Menyibak denyut nadi yang tersirat beribu riwayat 
Meski terkadang legam menutup pikiranku terselip kelabu mengitari hariku, 
Biarkan ku rengkuh asa diantara awan yang mendera,. 
Biarkan ku rajam air mata, 
Dan biarkan ku pikat rasi pijar diantara sayap camar 
Tuk daki sudut nirwana...
Intensi Hati
Risalah hati bersikukuh merengkuh asa 
dalam ilusi 
Sejuta karsa yang terangkai datang menghujam 
sanubari 
Segumpal lara terpatri, terbayang asa mendayu semu 
dalam langkah demi langkah kaki.. 
Kapan ku raih kemilau celah kirana, 
menilik pun tak nampak disini 
Sungguh kini ku hanyut dalam intensi dan visi..
Rindu
Jelajah langit menutup pes0na senja menyibak sketsa r0na hitam abu-abu 
Meniti hampa di ujung pena ku rangkai puisi merantai sepi, pada semesta rindu nyanyian malam menggemakan ku kembali terasing di dalamnya 
Wahai rembulan kabarkan padanya 
Dalam palung belenggu mengusik 
terajut rinduku membentang..
Catatan Hati
Metode malam seperti biasa 
Duduk di kursi tua meredakan hatidengan nyanyian duka 
Canda jadi santapan jiwa, 
Tawa jadi umpan gembira 
Meski hati berangkai air mata 
Meski mata nyaris tak melihat 
Meski harap ditelan pekat, 
Tapi hatiku bermunajat
Sama Sepertimu
Ku ukir hiasan dalam malam 
Telunjuk menari ikuti naluri 
di atas putih abu-abu masih terlihat meski semu, sekilas bayang coba melintas 
mendaki puncaknya 
Tiba yang ku harap bukan mentari 
Kecil dalam gelap coba agungkan kiprah hati 
seraya senyum indah itu menyadarkanku 
Sama sepertimu 
Sinar membentang dalam hatiku.. 
Sesal
Diantara gemuruh udara menyelimuti riuh hujan, 
Berebut mem0ri demi mem0ri yg tersaji dari setiap aksara hati 
Gemerisik reranting tempat teduhku, 
Menggurat asa dalam kelabu 
Ku sibak peluh titipkan keluh debur ombak samudra.. 
Sesal sakit mendera kemelut kerasnya dunia, 
Ku hempaskan beribu duka 
Ku langitkan air mata, 
teruntuk sang pemilik nyawa Doaku berbasis noktah jiwa,,
Posted by Unknown On 09.37 No comments READ FULL POST

Minggu, 21 April 2013

       Dalam rangka memperingati Dies Natalis STAIN Tulungagung, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DIMeNSI mengadakan Workshop Jurnalistik SMA/Sederajat dengan mengambil Tema "Membangun Pelajar yang Cerdas Media". 

Tanggal/Waktu Pelaksanaan :  Sabtu, 11 Mei 2012 (07.00-15.30)
Tempat                                      : Aula Rektorat STAIN Tulungagung


A.   KETENTUAN PESERTA
               1.       Sehat jasmani dan rohani.
            2.       Peserta adalah delegasi dari sekolah SMA/MA/STM/SMK sederajat eks-karisidenan Kediri.
               3.       Menunjukkan surat delegasi dari sekolah dengan ditandatangani kepala sekolah.
               4.       Maksimal 3 (tiga) siswa dari tiap sekolahan.
               5.       Membayar administrasi Rp. 15.000/peserta.
               6.       Sanggup mengikuti pelatihan secara keseluruhan.

B.   MATERI
1.      Media massa dan perannya dalam membangun opini masyarakat
2.      Media massa sebagai kebutuhan
3.      Membangun media siswa
4.      Reportase dan menulis berita

C.   FASILITAS PESERTA

Ø  Materi
Ø  Setifikat
Ø  Stiker
Ø  ID Card
Ø  Snack dan caffee break
Ø  Makan siang


Cp : 08564701766 (Fikri)
   083851745541(Ilham)





            
Posted by Unknown On 22.09 No comments READ FULL POST
                                                                     Penulis : Yuslisul Pransiskasari

            Suatu ketika ada seorang bocah sedang ayik membaca sebuah buku berjudul Spiritual Soft Drink karya M. Tajuddin dan datanglah salah seorang temannya yang kemudian bertanya,“Bagaimana kamu suka membaca? Saya tidak suka sekali dengan membaca.”

           Si bocah yang bernama Bimbi menjawab,”Karena membaca merupakan kebutuhan setiap manusia di dunia. Membaca adalah pekerjaan yang murah dan mengasyikkan, dengan membaca layaknya kita dapat ikut larut dalam kehidupan masa Penjajahan, menjelajah dunia, bertualang mencari ilmu dan merasakan bagaimana menjadi Presiden.”

           “Namun, mengapa saya tidak suka membaca,”tanyanya lagi.

           “Karena kamu belum memulainya.”

     ,”Bagaimana seseorang bisa mengarang, karena dia telah memulainya, dia telah bertekad untuk mengarang, hingga boleh dikatakan ini adalah modal dasar yang pertama.
       Sama halnya dengan menulis. Seseorang yang suka menulis awalnya mengatakan saya suka membaca. Bila seseorang tidak suka membaca maka dia juga tidak akan gemar menulis. Padahal membaca merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada juga yang suka menulis tapi tidak gemar membaca. Ada juga yang berujar seperti ini. ”Saya gemar membaca, tapi saya tidak dapat menulis.” Bukan tidak dapat menulis, tapi perasaanlah yang membunuh keinginannya. Bukankah mimpi itu dibunuh oleh orang yang melahirkannya? Maka bila dia tidak mengubah pendiriannya, dia tidak akan melahirkan tulisannya. Karena dengan membaca saya dapat melahirkan sebuah tulisan. Seperti yang diungkapkan oleh Fahri Asiza

             Menulis. Sebuah bentukan kata yang tersusun dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan meN- sehingga menurut buku EYD huruf ‘t’ dalam kata tulis akan melebur menjadi kata ‘menulis’. Kalau dilihat dari susunan kata tersebut, menulis adalah kata kerja aktif. Itu artinya menulis berperan aktif dalam kegiatan tulis menulis dalam bahasa lain ‘menorehkan rangkaian huruf’. Jika diartikan seperti itu maka banyak kegiatan yang bisa merangkum kegiatan tulis menulis. Contohnya saja mencatat, mengarang, menulis status, mengetik, mencoret-coret, Dalam KBBI menulis artinya melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.  Jadi menulis adalah kegiatan mengasyikkan dan produktif yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan bukan lahir karena bakat yang dimiliki seseorang.

             Menulis disini bisa berari luas.  Seperti yang dilakukan oleh Anne Frank, dalam kesendiriannya menulis buku harian. Meski sekadar menulis catatan kecil, tapi ia berhasil merekam jejak kehidupan selama ia berada dalam kondisi tertekan. Dengan wawasannya, dia menyingkapkan hubungan antara delapan orang yang hidup dibawah kondisi yang luar biasa, menghadapi kelaparan, ancaman ketahuan dan dibunuh yang senantiasa hadir, sepenuhnya terasing dari dunia luar, dan terutama, kebosanan, kesalahpahaman yang remeh, serta frustrasi hidup dibawah ketegangan tak tertahankan, dalam tempat tinggal yang terbatasi (Kompas online, 2009). Bahkan menulis adalah aktivitas yang membebaskan pikiran layaknya seorang anak kecil yang bebas bermain dan berlari kesana kemari.


Posted by Unknown On 18.11 No comments READ FULL POST

perempuanmu, bukanlah perempuan yang haus akan eksistensi dan pengakuan kesetaraan diatas lelaki.
perempuanmu, masih sama.
perempuan yang masih menjunjung tinggi kodrat akan keperempuanannya.
hanya saja, kau mungkin seringkali lupa
perempuanmu ini kau anggap budak dari nafsu birahi, kau anggap antek-antek pengepul dapur.
padahal dari rahimnya tempatmu lahir.
perempuanmu, bukanlah perempuan yang suka menyungging bedak tebal perona pipi, bukan pula yang suka berlenggak lenggok bertelanjang dada
perempuanmu ini lebih suka kau ajak berlari, dan menyulutkan terang dalam kegelapan. yang orang sering menamainya pendidikan. setara

***

21 April adalah harinya perempuan, kenapa? karena di tanggal ini kita para perempuan akan diingatkan pada perjuangan seorang perempuan hebat penyusung buku Habis Gelap Terbitlah Terang, siapa lagi kalau bukan R.A Kartini. berkat jasa-jasa perjuangannya lah para perempuan negri ini bisa mengeyam manisnya bangku pendidikan. keinginan R.A Kartini untuk menjadikan peran wanita setara dengan laki-laki tidak lain bukan karena para perempuan itu ingin sama kesetaraannya "lebih" diatas laki-laki. lebih dari itu Kartini hanya ingin menuntut hak yang sama atas perempuan, agar perempuan pada zaman itu keluar dari penderitaannya, tidak disepelekan oleh kaum laki-laki, agar perempuan juga bisa lepas dari “ketidakbebasan” yang mengurungnya. Sesungguhnya kebebasan yang Kartini perjuangan adalah kebebasan agar perempuan bebas menuntut ilmu dan belajar, serta dihormati hak-haknya. bukan bebas dalam artian lain.


Mungkin kalian sering mendengar cerita ini beribu-ribu kali sewaktu masih duduk di sekolah dasar, bawasanya terlalu cintanya R.A Kartini pada dunia pendidikan perempuan, ia mengumpulkan beberapa teman, kerabat, tentangga seperempuanannya untuk berlajar baca tulis yang sempat ia pelajari saat masih sekolah di ELS (Europese Lagere School). namun kecintaannya tak berhenti disitu, selain mengajar beliau ingin melanjutkan wawasannya dalam dunia baca tulis. lewat perantara surat yang beliau kirimkan ke Mr.J.H Abendanon, yang mana berisikan permohonan beasiswa study di belanda. beliau ingin menjadi wanita yang berwawasan dan berintelektual diatas tradisi dan tekanan pada masa itu. Namun belum sempat ia mengecup manis permohonan besarnya yang terkabul itu, di usia 24 tahun kartini di tuntut untuk menikah dengan salah seorang Adipati Rembang. bernama K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.  Namun nyatanya, hal tersebut tidak sama sekali mematahkan kegigihan dan kecintaannya pada pendidikan khususnya perempuan. dari kebebasan yang diberikan oleh suaminya pasca menikah R.A Kartini mendirikan sebuah sekolah khusus wanita di area kantor bupati tempat suaminya bekerja. Ya dia tidak membuang mimpinya untuk hal yang sia-sia.



Bahkan, berkat tulisan-tulisannya dengan beberapa temannya semasa bersekolah yang kemudian kembali ke Belanda, terbitlah sebuah buku Door Duisternis Tot Licht (Dari Kegelapan Menuju Cahaya) yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Di Belanda sendiri Kartini cukup terkenal sebagai pejuang hak-hak perempuan. Bahkan 4 kota di Belanda, termasuk Amsterdam menggunakan namanya sebagai nama jalan. Kita seharusnya bangga akan hal tersebut. 



siapkah kita menjadi R.A Kartini selanjutnya? namun menjadi kartini ,bukan berarti dengan memakai kebaya ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor. Tapi dengan memperjuangkan hak-hak perempuan. namun bukan berati hak-hak disini diartikan sebagai hak yang membuat seorang perempuan bersifat keras dan berani didepan laki-laki (suami), bukan perempuan yang menolak untuk mendengarkan nasihat-nasihat orang lain terutama lelaki. 



seorang perempuan juga harus paham bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Kualitas ibu menentukan juga kualitas anak dan mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Ada ungkapan visioner generasi hari ini, menentukan nasib bangsanya di masa depan.  Sekarang masing-masing kepala dari kita mulai memaknai emansipasi perempuan itu. Dari kutipan salah satu surat Kartini :

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, BUKAN SEKALI-SEKALI KARENA KAMI MENGINGINKAN ANAK-ANAK PEREMPUAN ITU MENJADI SAINGAN LAKI-LAKI DALAM PERJUANGAN HIDUPNYA. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”  (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902)

Jelas perjuangan Kartini bukan untuk menyetarakan gender, justru karena paham akan peran dan tanggungjawabnya yang utama sebagai perempuan maka dibutuhkan kapasitas yang sesuai. Ibu sebagai pendidik pertama untuk anak-anaknya akan lebih berkualitas jika berpendidikan juga. Layaknya teko, ia dapat mengalirkan air yang segar jika diisi dengan air segar juga.


21 April 2013. 134 tahun sudah berlalu sejak hari pertama ia dilahirkan ke dunia. Berjuanglah untuk mencapai terang yang diinginkan, perempuan-perempuan Indonesia. Semoga kita bisa menjadi perempuan-perempuan yang bisa mendapatkan kebahagiaannya masing-masing dan tidak menjadi generasi yang cengeng yang dapat mempermalukan dirinya sendiri.
Penulis : Laily Nur
Posted by Unknown On 08.31 No comments READ FULL POST

Kau tak dikenal banyak orang
Memang tak ada alasan mereka mengenalmu
Wajahmu tak termuat di halaman belakang
atlas
Tubuhmu tak juga berbalut kebaya
Bahkan tak banyak  yang tahu kapan engkau mulai menggemakan tawapertamamu
Tidak mereka,
Tidak juga aku.

***
Tapi aku tahu
Kau adalah kartini
Senyumu menceritakansemuanya padaku
Senyuman itu nyatanyatak busuk
Tak seperti aromasampah disekitarmu
Kerasnyanya kehidupan tak lantas membuathatimu membatu
Kehangatan dan ketulusan tumbuh suburjauh dalam dirimu
Sudah mengakar sekian puluh tahun
                                                                                    Sekarang berbunga merekah indah dalamsenyummu.

***
Tuhan,
Jadikan hamba sekuatdan seikhlas dia
Kartini  yang terlupa.

penulis : Indah (chi himi chan)
Posted by Unknown On 08.04 No comments READ FULL POST

Kamis, 04 April 2013


Sore itu suasana kampus sudah mulai lengang, kegiatan perkuliahan sudah banyak yang berakhir. Namun tampak 6 orang mahasiswa ditemani 2 orang dosen tengah berkumpul di depan gedung rektorat kampus STAIN Tulungagung. Rupanya mereka tengah menunggu mobil kampus yang akan membawa mereka ke Lembaga Pemasarakat (LAPAS) kabupaten Tulungagung. Tidak dalam keperluan menjenguk salah satu napi atau sedang berurusan dengan kasus hukum, melainkan dalam rangka memberikan  penyuluhan dan pelatihan kepada penghuni LAPAS yang lokasinya bersebelahan dengan taman makam pahlawan kabupaten Tulungagung tersebut. Acara ini sendiri digagas oleh Pusat studi Gender (PSG) STAIN Tulungagung sebagai upaya pengabdian kepada masyarakat yang memang tercantum dalam tri darma perguruan tinggi.
Kenyataan bahwa LAPAS adalah rumah para narapidana yang dipaksa menghuni tempat ini lantaran membunuh, memperkosa, mengkonsumsi narkoba dan berbagai kasus kriminal lainya memaksa kita mempersepsikan LAPAS sebagai tempat menyeramkan yang dihuni orang-orang berwajah sangar dan berbadan kekar. Belum lagi ditambah berbagai pemberitaan di TV tentang penganiayaan polisi kepada penghuni LAPAS atau perpeloncoan napi senior kepada napi yang baru masuk semakin menambah angker kesan LAPAS. Namun berbagai kesan tersebut tak sedikitpun menyurutkan minat mahasiswa ini untuk tetap antusias mengikuti acara ini.
Jarak antara LAPAS dan kampus yang tidak terlalu jauh dilahap mobil kampus dalam beberapa menit saja. Sesampainya digerbang LAPAS tampak raut wajah beberapa mahasiswa begitu tegang, “ ini pertama kalinya aku masuk LAPAS, jadi sedikit nerveous”  ungkap Ajir Cahyono mahasiswa TMT semester 6.
Setelah melalui beberapa tahap pemeriksaan dari para penjaga lapas, rombongan STAIN pun segera dipersilahkan memasuki area LAPAS. Dari sini rombongan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. 2 orang mahasiswa ditemani seorang dosen menuju Masjid yang terletak di LAPAS laki-laki, sedangkan 4 mahasiswi lain yang juga didampingi seorang dosen menuju LAPAS perempuan.
                Para napi laki-laki hari itu akan diberikan Tausiah,  sebuah agenda rutin yang diadakan pengelola LAPAS untuk memberikan siraman rohani kepada para napi. Agenda semcama ini rutin diadakan 2 kali seminggu dengan menggandeng beberapa lembaga seperti PSG STAIN dan NU Kabupaten Tulungagung. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh sebagian besar penghuni lapas laki-laki, “sebenarnya sih agenda kayak gini gak wajib mas, cuman ya kebanyakan pada ikut, buat ngisi waktu luang, biar gak bosen”,  tutur seorang Napi yang mengaku masuk penjara lantaran mencuri ini.
          Berbeda halnya dengan napi perempuan yang hari itu menerima pengarahan pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar kain flannel. 4 orang mahasiswi dengan sangat terampil mengajari para napi perempuan yang sebagian besar ibu-ibu itu dengan sangat telaten. Para napi perempuan yang rata-rata memiliki masa tahanan yang tak begitu lama ini tampak begitu antusias mengikuti setiap intruksi yang diberikan para mahasiswi, “kegiatan semacam ini sangat menarik, nanti setelah keluar dari Lapas saya akan mencoba membuka usaha semacam ini”  ungkap salah seorang napi.
          Kegiatan hari itu diakhiri dengan sholat dhuhur berjama’ah, para Napi tampak begitu khusu’ mengikutinya. Seusai sholat para napi tak lantas bergegas pergi, melainkan ikut dalam dzikir dan do’a bersama. Setelah itu baru salah seorang petugas meminta mereka untuk bergegas masuk ke sel masing-masing. (Reporter : Habibur Rohman)
Posted by Unknown On 04.18 No comments READ FULL POST

Rabu, 03 April 2013



Kamis ( 14 Februari 2013 ), 29 mahasiswa  yang tergabung dalam keanggotaan  LPM DIMENSI STAIN Tulungagung  tengah bersiap menuju Bali. Mereka akan mengadakan Study banding sekaligus menghadiri perayaan Dies Natalis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang di selenggarakan di Universitas Hindu (UNHI) Bali yang akan berlangsung selama 3 hari.  Dengan menggunakan bis kampus mereka bertolak menuju Bali tepat pukul 10.00 WIB.
Setelah menempuh 18 jam perjalanan, pada pukul 04.00 Wita rombongan sampai di kampus UNHI dengan kondisi fisik yang begitu lelah.  Setelah merebahkan badan beberapa saat, rombongan LPM DIMENSI harus segera bergegas untuk mengikuti seremonial pembukaan. Acara ini sendiri dihadiri oleh mahasiswa yang merupakan perwakilan Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan tarian “Sekar Jagad”, sebuah tarian  yang merupakan tarian pembuka yang lazim digunakan dalam berbagai acara besar. Dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor Universitas Hindu Indonsia, ketua panitia pelaksana dan Sekejend PPMI Nasional. Setelah berbagai seremonial pembukaan usai, acara berlanjut dengan seminar nasional. Seminar hari pertama dimulai mengambil tema “keterbukaan Informasi Publik Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam”. Seminar pertama ini menghadirkan pembicara dari kementrian lingkungan hidup dan perwakilan komisi informasi Bali.
Masih dalam agenda yang sama, dihari  kedua dilaksanakan seminar nasional yang mengambil tema “mengembalikan paradigm pers mahasiswa”, dengan pemateri bapak Bagir Manan selaku ketua dewan  pers nasional dan citra dara vresti yang merupakan direktur krisna institute. Seminar ini berjalan begitu semarak lantaran berbicara banyak hal seputar bagaimana seharusnya pers mahasiswa bergerak. Acara berakhir pada pukul 12.30 wita.
Sabtu pagi, hari terakhir rangkaian acara Dies Natalis ditutup dengan Field Trip ke berbagai destinasi wisata di bali. Dengan menggunakan bis para peserta diberangkatkan menuju pantai yang lokasinya tak jauh dari pantai sanur. Disini para peserta membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di area pantai. Setelah dirasa cukup, perjalanan berlanjut menuju museum perjuangan bali.  Acara berakhir pukul 17.00 wita, dan sebagian besar peserta bersiap pulang ke daerah masing-masing. Tapi ada juga yang masih berniat menikmati eksotika pulan bali. (Habib-LPM DIMENSI)


Posted by Unknown On 08.02 1 comment READ FULL POST

Senin, 01 April 2013


Untukmu jiwa baik yang menyiksa diri sendiri dg mencemburui masa lalu kekasihmu,
dengarlah ini!

Tidak mungkin orang hidup tanpa mencintai. maka akan sulit bagimu menemukan orang yang belum pernah mencintai sebelum ia jatuh hati dan mencintaimu.

Apakah engkau tak pernah mencintai sebelum engkau mencintainya?

Jika engkau demikian mencemburui masa lalunya, cobalah untuk senantiasa terbuka mengenai yang kau lakukan dulu untuk cintamu di masa lalu.

Cobalah menceritakan kepadanya tentang rayuan-rayuan dan hadiah-hadiah cinta yang kau berikan untuk mereka yang kau cintai dulu
cobalah dengan perhatikan apakah masa lalumu demikian bersih sehingga kekasihmu tak akan mencemburui masa lalumu?

Apakah engkau sudah sepenuhnya berlaku semesra dirimu di masa lalu, apakah engkau mengutamakannya seperti yang kau lakukan pada orang lain, dan apakah engkau sudah sepenuhnya berhenti berjanji untuk setia hanya kepada satu cinta, seperti yang dulu kau janjikan kepada cinta-cinta di masa lalumu?

Sudahlah!
Cemburu itu baik, karena itu tanda kau ingin memilikinya sepenuhnya, termasuk menuntut kesucian masa lalunya hanya untukmu.

Tapi janganlah kau jadikan rasa cemburumu sebagai penyiksa hatinya.

Apakah engkau tak merasa kasihan kepadanya yang sekarang bersedih menyesali yang dilakukannya dengan tulus di masa lalu, yang saat itu sama sekali tak tahu bahwa dia akan mencintaimu hari ini?

Janganlah jadikan cintamu sebagai hakmu untuk menyiksanya.

Jika engkau mencintainya engkau akan juga menerima masa lalunya, sebagaimana engkau tak akan berbahagia jika engkau tak berdamai dengan masa lalumu.

Hiduplah sepenuhnya hari ini. Cintailah dia sepenuhnya. Hiduplah dengan sebaik-baiknya pengabdian satu sama lain.


Penulis : Nurul Istiqomah
Posted by Unknown On 18.03 No comments READ FULL POST

Jumat, 01 Maret 2013

Ku Berserah Diri pada-Mu
Saat malam yang kelam
Ditemani redup lilin 
Yg masih menyala
Dengan penuh kesendirian
Ku hanya bisa termenung
Mengingat-Mu dengan
Penuh ketulusan
Dengan Kuasa-Mu yang Agung
Engkau miliki segalanya
Engkau selalu putar roda Kehidupan ini
Engkau ubah dengan kehendak-Mu
Menuju suatu yang terbaik
Usaha yang telah ku usakan
Kini semuanya kuserahkan pada-Mu
Dalam naungan anugerah-Mu
Ku hanya bisa berharap yang terbaik
Bagiku
Saat Engkau turunkan kesusahan ini
Ku selalu yakin
Itulah kasih sayang-Mu padaku
Karena ku hanya makhluk biasa
Yang hanya bisa berusaha,
Memohon, dan berserah diri
Pada-Mu.

By : chofia
Posted by Unknown On 17.49 No comments READ FULL POST

Facebook

    Jumlah Pengunjung

    Text