Minggu, 21 April 2013

       Dalam rangka memperingati Dies Natalis STAIN Tulungagung, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DIMeNSI mengadakan Workshop Jurnalistik SMA/Sederajat dengan mengambil Tema "Membangun Pelajar yang Cerdas Media". 

Tanggal/Waktu Pelaksanaan :  Sabtu, 11 Mei 2012 (07.00-15.30)
Tempat                                      : Aula Rektorat STAIN Tulungagung


A.   KETENTUAN PESERTA
               1.       Sehat jasmani dan rohani.
            2.       Peserta adalah delegasi dari sekolah SMA/MA/STM/SMK sederajat eks-karisidenan Kediri.
               3.       Menunjukkan surat delegasi dari sekolah dengan ditandatangani kepala sekolah.
               4.       Maksimal 3 (tiga) siswa dari tiap sekolahan.
               5.       Membayar administrasi Rp. 15.000/peserta.
               6.       Sanggup mengikuti pelatihan secara keseluruhan.

B.   MATERI
1.      Media massa dan perannya dalam membangun opini masyarakat
2.      Media massa sebagai kebutuhan
3.      Membangun media siswa
4.      Reportase dan menulis berita

C.   FASILITAS PESERTA

Ø  Materi
Ø  Setifikat
Ø  Stiker
Ø  ID Card
Ø  Snack dan caffee break
Ø  Makan siang


Cp : 08564701766 (Fikri)
   083851745541(Ilham)





            
Posted by Unknown On 22.09 No comments READ FULL POST
                                                                     Penulis : Yuslisul Pransiskasari

            Suatu ketika ada seorang bocah sedang ayik membaca sebuah buku berjudul Spiritual Soft Drink karya M. Tajuddin dan datanglah salah seorang temannya yang kemudian bertanya,“Bagaimana kamu suka membaca? Saya tidak suka sekali dengan membaca.”

           Si bocah yang bernama Bimbi menjawab,”Karena membaca merupakan kebutuhan setiap manusia di dunia. Membaca adalah pekerjaan yang murah dan mengasyikkan, dengan membaca layaknya kita dapat ikut larut dalam kehidupan masa Penjajahan, menjelajah dunia, bertualang mencari ilmu dan merasakan bagaimana menjadi Presiden.”

           “Namun, mengapa saya tidak suka membaca,”tanyanya lagi.

           “Karena kamu belum memulainya.”

     ,”Bagaimana seseorang bisa mengarang, karena dia telah memulainya, dia telah bertekad untuk mengarang, hingga boleh dikatakan ini adalah modal dasar yang pertama.
       Sama halnya dengan menulis. Seseorang yang suka menulis awalnya mengatakan saya suka membaca. Bila seseorang tidak suka membaca maka dia juga tidak akan gemar menulis. Padahal membaca merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada juga yang suka menulis tapi tidak gemar membaca. Ada juga yang berujar seperti ini. ”Saya gemar membaca, tapi saya tidak dapat menulis.” Bukan tidak dapat menulis, tapi perasaanlah yang membunuh keinginannya. Bukankah mimpi itu dibunuh oleh orang yang melahirkannya? Maka bila dia tidak mengubah pendiriannya, dia tidak akan melahirkan tulisannya. Karena dengan membaca saya dapat melahirkan sebuah tulisan. Seperti yang diungkapkan oleh Fahri Asiza

             Menulis. Sebuah bentukan kata yang tersusun dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan meN- sehingga menurut buku EYD huruf ‘t’ dalam kata tulis akan melebur menjadi kata ‘menulis’. Kalau dilihat dari susunan kata tersebut, menulis adalah kata kerja aktif. Itu artinya menulis berperan aktif dalam kegiatan tulis menulis dalam bahasa lain ‘menorehkan rangkaian huruf’. Jika diartikan seperti itu maka banyak kegiatan yang bisa merangkum kegiatan tulis menulis. Contohnya saja mencatat, mengarang, menulis status, mengetik, mencoret-coret, Dalam KBBI menulis artinya melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.  Jadi menulis adalah kegiatan mengasyikkan dan produktif yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan bukan lahir karena bakat yang dimiliki seseorang.

             Menulis disini bisa berari luas.  Seperti yang dilakukan oleh Anne Frank, dalam kesendiriannya menulis buku harian. Meski sekadar menulis catatan kecil, tapi ia berhasil merekam jejak kehidupan selama ia berada dalam kondisi tertekan. Dengan wawasannya, dia menyingkapkan hubungan antara delapan orang yang hidup dibawah kondisi yang luar biasa, menghadapi kelaparan, ancaman ketahuan dan dibunuh yang senantiasa hadir, sepenuhnya terasing dari dunia luar, dan terutama, kebosanan, kesalahpahaman yang remeh, serta frustrasi hidup dibawah ketegangan tak tertahankan, dalam tempat tinggal yang terbatasi (Kompas online, 2009). Bahkan menulis adalah aktivitas yang membebaskan pikiran layaknya seorang anak kecil yang bebas bermain dan berlari kesana kemari.


Posted by Unknown On 18.11 No comments READ FULL POST

perempuanmu, bukanlah perempuan yang haus akan eksistensi dan pengakuan kesetaraan diatas lelaki.
perempuanmu, masih sama.
perempuan yang masih menjunjung tinggi kodrat akan keperempuanannya.
hanya saja, kau mungkin seringkali lupa
perempuanmu ini kau anggap budak dari nafsu birahi, kau anggap antek-antek pengepul dapur.
padahal dari rahimnya tempatmu lahir.
perempuanmu, bukanlah perempuan yang suka menyungging bedak tebal perona pipi, bukan pula yang suka berlenggak lenggok bertelanjang dada
perempuanmu ini lebih suka kau ajak berlari, dan menyulutkan terang dalam kegelapan. yang orang sering menamainya pendidikan. setara

***

21 April adalah harinya perempuan, kenapa? karena di tanggal ini kita para perempuan akan diingatkan pada perjuangan seorang perempuan hebat penyusung buku Habis Gelap Terbitlah Terang, siapa lagi kalau bukan R.A Kartini. berkat jasa-jasa perjuangannya lah para perempuan negri ini bisa mengeyam manisnya bangku pendidikan. keinginan R.A Kartini untuk menjadikan peran wanita setara dengan laki-laki tidak lain bukan karena para perempuan itu ingin sama kesetaraannya "lebih" diatas laki-laki. lebih dari itu Kartini hanya ingin menuntut hak yang sama atas perempuan, agar perempuan pada zaman itu keluar dari penderitaannya, tidak disepelekan oleh kaum laki-laki, agar perempuan juga bisa lepas dari “ketidakbebasan” yang mengurungnya. Sesungguhnya kebebasan yang Kartini perjuangan adalah kebebasan agar perempuan bebas menuntut ilmu dan belajar, serta dihormati hak-haknya. bukan bebas dalam artian lain.


Mungkin kalian sering mendengar cerita ini beribu-ribu kali sewaktu masih duduk di sekolah dasar, bawasanya terlalu cintanya R.A Kartini pada dunia pendidikan perempuan, ia mengumpulkan beberapa teman, kerabat, tentangga seperempuanannya untuk berlajar baca tulis yang sempat ia pelajari saat masih sekolah di ELS (Europese Lagere School). namun kecintaannya tak berhenti disitu, selain mengajar beliau ingin melanjutkan wawasannya dalam dunia baca tulis. lewat perantara surat yang beliau kirimkan ke Mr.J.H Abendanon, yang mana berisikan permohonan beasiswa study di belanda. beliau ingin menjadi wanita yang berwawasan dan berintelektual diatas tradisi dan tekanan pada masa itu. Namun belum sempat ia mengecup manis permohonan besarnya yang terkabul itu, di usia 24 tahun kartini di tuntut untuk menikah dengan salah seorang Adipati Rembang. bernama K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.  Namun nyatanya, hal tersebut tidak sama sekali mematahkan kegigihan dan kecintaannya pada pendidikan khususnya perempuan. dari kebebasan yang diberikan oleh suaminya pasca menikah R.A Kartini mendirikan sebuah sekolah khusus wanita di area kantor bupati tempat suaminya bekerja. Ya dia tidak membuang mimpinya untuk hal yang sia-sia.



Bahkan, berkat tulisan-tulisannya dengan beberapa temannya semasa bersekolah yang kemudian kembali ke Belanda, terbitlah sebuah buku Door Duisternis Tot Licht (Dari Kegelapan Menuju Cahaya) yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Di Belanda sendiri Kartini cukup terkenal sebagai pejuang hak-hak perempuan. Bahkan 4 kota di Belanda, termasuk Amsterdam menggunakan namanya sebagai nama jalan. Kita seharusnya bangga akan hal tersebut. 



siapkah kita menjadi R.A Kartini selanjutnya? namun menjadi kartini ,bukan berarti dengan memakai kebaya ke sekolah, ke kampus, atau ke kantor. Tapi dengan memperjuangkan hak-hak perempuan. namun bukan berati hak-hak disini diartikan sebagai hak yang membuat seorang perempuan bersifat keras dan berani didepan laki-laki (suami), bukan perempuan yang menolak untuk mendengarkan nasihat-nasihat orang lain terutama lelaki. 



seorang perempuan juga harus paham bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Kualitas ibu menentukan juga kualitas anak dan mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Ada ungkapan visioner generasi hari ini, menentukan nasib bangsanya di masa depan.  Sekarang masing-masing kepala dari kita mulai memaknai emansipasi perempuan itu. Dari kutipan salah satu surat Kartini :

“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, BUKAN SEKALI-SEKALI KARENA KAMI MENGINGINKAN ANAK-ANAK PEREMPUAN ITU MENJADI SAINGAN LAKI-LAKI DALAM PERJUANGAN HIDUPNYA. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”  (Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902)

Jelas perjuangan Kartini bukan untuk menyetarakan gender, justru karena paham akan peran dan tanggungjawabnya yang utama sebagai perempuan maka dibutuhkan kapasitas yang sesuai. Ibu sebagai pendidik pertama untuk anak-anaknya akan lebih berkualitas jika berpendidikan juga. Layaknya teko, ia dapat mengalirkan air yang segar jika diisi dengan air segar juga.


21 April 2013. 134 tahun sudah berlalu sejak hari pertama ia dilahirkan ke dunia. Berjuanglah untuk mencapai terang yang diinginkan, perempuan-perempuan Indonesia. Semoga kita bisa menjadi perempuan-perempuan yang bisa mendapatkan kebahagiaannya masing-masing dan tidak menjadi generasi yang cengeng yang dapat mempermalukan dirinya sendiri.
Penulis : Laily Nur
Posted by Unknown On 08.31 No comments READ FULL POST

Kau tak dikenal banyak orang
Memang tak ada alasan mereka mengenalmu
Wajahmu tak termuat di halaman belakang
atlas
Tubuhmu tak juga berbalut kebaya
Bahkan tak banyak  yang tahu kapan engkau mulai menggemakan tawapertamamu
Tidak mereka,
Tidak juga aku.

***
Tapi aku tahu
Kau adalah kartini
Senyumu menceritakansemuanya padaku
Senyuman itu nyatanyatak busuk
Tak seperti aromasampah disekitarmu
Kerasnyanya kehidupan tak lantas membuathatimu membatu
Kehangatan dan ketulusan tumbuh suburjauh dalam dirimu
Sudah mengakar sekian puluh tahun
                                                                                    Sekarang berbunga merekah indah dalamsenyummu.

***
Tuhan,
Jadikan hamba sekuatdan seikhlas dia
Kartini  yang terlupa.

penulis : Indah (chi himi chan)
Posted by Unknown On 08.04 No comments READ FULL POST

Kamis, 04 April 2013


Sore itu suasana kampus sudah mulai lengang, kegiatan perkuliahan sudah banyak yang berakhir. Namun tampak 6 orang mahasiswa ditemani 2 orang dosen tengah berkumpul di depan gedung rektorat kampus STAIN Tulungagung. Rupanya mereka tengah menunggu mobil kampus yang akan membawa mereka ke Lembaga Pemasarakat (LAPAS) kabupaten Tulungagung. Tidak dalam keperluan menjenguk salah satu napi atau sedang berurusan dengan kasus hukum, melainkan dalam rangka memberikan  penyuluhan dan pelatihan kepada penghuni LAPAS yang lokasinya bersebelahan dengan taman makam pahlawan kabupaten Tulungagung tersebut. Acara ini sendiri digagas oleh Pusat studi Gender (PSG) STAIN Tulungagung sebagai upaya pengabdian kepada masyarakat yang memang tercantum dalam tri darma perguruan tinggi.
Kenyataan bahwa LAPAS adalah rumah para narapidana yang dipaksa menghuni tempat ini lantaran membunuh, memperkosa, mengkonsumsi narkoba dan berbagai kasus kriminal lainya memaksa kita mempersepsikan LAPAS sebagai tempat menyeramkan yang dihuni orang-orang berwajah sangar dan berbadan kekar. Belum lagi ditambah berbagai pemberitaan di TV tentang penganiayaan polisi kepada penghuni LAPAS atau perpeloncoan napi senior kepada napi yang baru masuk semakin menambah angker kesan LAPAS. Namun berbagai kesan tersebut tak sedikitpun menyurutkan minat mahasiswa ini untuk tetap antusias mengikuti acara ini.
Jarak antara LAPAS dan kampus yang tidak terlalu jauh dilahap mobil kampus dalam beberapa menit saja. Sesampainya digerbang LAPAS tampak raut wajah beberapa mahasiswa begitu tegang, “ ini pertama kalinya aku masuk LAPAS, jadi sedikit nerveous”  ungkap Ajir Cahyono mahasiswa TMT semester 6.
Setelah melalui beberapa tahap pemeriksaan dari para penjaga lapas, rombongan STAIN pun segera dipersilahkan memasuki area LAPAS. Dari sini rombongan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. 2 orang mahasiswa ditemani seorang dosen menuju Masjid yang terletak di LAPAS laki-laki, sedangkan 4 mahasiswi lain yang juga didampingi seorang dosen menuju LAPAS perempuan.
                Para napi laki-laki hari itu akan diberikan Tausiah,  sebuah agenda rutin yang diadakan pengelola LAPAS untuk memberikan siraman rohani kepada para napi. Agenda semcama ini rutin diadakan 2 kali seminggu dengan menggandeng beberapa lembaga seperti PSG STAIN dan NU Kabupaten Tulungagung. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh sebagian besar penghuni lapas laki-laki, “sebenarnya sih agenda kayak gini gak wajib mas, cuman ya kebanyakan pada ikut, buat ngisi waktu luang, biar gak bosen”,  tutur seorang Napi yang mengaku masuk penjara lantaran mencuri ini.
          Berbeda halnya dengan napi perempuan yang hari itu menerima pengarahan pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar kain flannel. 4 orang mahasiswi dengan sangat terampil mengajari para napi perempuan yang sebagian besar ibu-ibu itu dengan sangat telaten. Para napi perempuan yang rata-rata memiliki masa tahanan yang tak begitu lama ini tampak begitu antusias mengikuti setiap intruksi yang diberikan para mahasiswi, “kegiatan semacam ini sangat menarik, nanti setelah keluar dari Lapas saya akan mencoba membuka usaha semacam ini”  ungkap salah seorang napi.
          Kegiatan hari itu diakhiri dengan sholat dhuhur berjama’ah, para Napi tampak begitu khusu’ mengikutinya. Seusai sholat para napi tak lantas bergegas pergi, melainkan ikut dalam dzikir dan do’a bersama. Setelah itu baru salah seorang petugas meminta mereka untuk bergegas masuk ke sel masing-masing. (Reporter : Habibur Rohman)
Posted by Unknown On 04.18 No comments READ FULL POST

Rabu, 03 April 2013



Kamis ( 14 Februari 2013 ), 29 mahasiswa  yang tergabung dalam keanggotaan  LPM DIMENSI STAIN Tulungagung  tengah bersiap menuju Bali. Mereka akan mengadakan Study banding sekaligus menghadiri perayaan Dies Natalis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) yang di selenggarakan di Universitas Hindu (UNHI) Bali yang akan berlangsung selama 3 hari.  Dengan menggunakan bis kampus mereka bertolak menuju Bali tepat pukul 10.00 WIB.
Setelah menempuh 18 jam perjalanan, pada pukul 04.00 Wita rombongan sampai di kampus UNHI dengan kondisi fisik yang begitu lelah.  Setelah merebahkan badan beberapa saat, rombongan LPM DIMENSI harus segera bergegas untuk mengikuti seremonial pembukaan. Acara ini sendiri dihadiri oleh mahasiswa yang merupakan perwakilan Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan tarian “Sekar Jagad”, sebuah tarian  yang merupakan tarian pembuka yang lazim digunakan dalam berbagai acara besar. Dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor Universitas Hindu Indonsia, ketua panitia pelaksana dan Sekejend PPMI Nasional. Setelah berbagai seremonial pembukaan usai, acara berlanjut dengan seminar nasional. Seminar hari pertama dimulai mengambil tema “keterbukaan Informasi Publik Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam”. Seminar pertama ini menghadirkan pembicara dari kementrian lingkungan hidup dan perwakilan komisi informasi Bali.
Masih dalam agenda yang sama, dihari  kedua dilaksanakan seminar nasional yang mengambil tema “mengembalikan paradigm pers mahasiswa”, dengan pemateri bapak Bagir Manan selaku ketua dewan  pers nasional dan citra dara vresti yang merupakan direktur krisna institute. Seminar ini berjalan begitu semarak lantaran berbicara banyak hal seputar bagaimana seharusnya pers mahasiswa bergerak. Acara berakhir pada pukul 12.30 wita.
Sabtu pagi, hari terakhir rangkaian acara Dies Natalis ditutup dengan Field Trip ke berbagai destinasi wisata di bali. Dengan menggunakan bis para peserta diberangkatkan menuju pantai yang lokasinya tak jauh dari pantai sanur. Disini para peserta membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di area pantai. Setelah dirasa cukup, perjalanan berlanjut menuju museum perjuangan bali.  Acara berakhir pukul 17.00 wita, dan sebagian besar peserta bersiap pulang ke daerah masing-masing. Tapi ada juga yang masih berniat menikmati eksotika pulan bali. (Habib-LPM DIMENSI)


Posted by Unknown On 08.02 1 comment READ FULL POST

Senin, 01 April 2013


Untukmu jiwa baik yang menyiksa diri sendiri dg mencemburui masa lalu kekasihmu,
dengarlah ini!

Tidak mungkin orang hidup tanpa mencintai. maka akan sulit bagimu menemukan orang yang belum pernah mencintai sebelum ia jatuh hati dan mencintaimu.

Apakah engkau tak pernah mencintai sebelum engkau mencintainya?

Jika engkau demikian mencemburui masa lalunya, cobalah untuk senantiasa terbuka mengenai yang kau lakukan dulu untuk cintamu di masa lalu.

Cobalah menceritakan kepadanya tentang rayuan-rayuan dan hadiah-hadiah cinta yang kau berikan untuk mereka yang kau cintai dulu
cobalah dengan perhatikan apakah masa lalumu demikian bersih sehingga kekasihmu tak akan mencemburui masa lalumu?

Apakah engkau sudah sepenuhnya berlaku semesra dirimu di masa lalu, apakah engkau mengutamakannya seperti yang kau lakukan pada orang lain, dan apakah engkau sudah sepenuhnya berhenti berjanji untuk setia hanya kepada satu cinta, seperti yang dulu kau janjikan kepada cinta-cinta di masa lalumu?

Sudahlah!
Cemburu itu baik, karena itu tanda kau ingin memilikinya sepenuhnya, termasuk menuntut kesucian masa lalunya hanya untukmu.

Tapi janganlah kau jadikan rasa cemburumu sebagai penyiksa hatinya.

Apakah engkau tak merasa kasihan kepadanya yang sekarang bersedih menyesali yang dilakukannya dengan tulus di masa lalu, yang saat itu sama sekali tak tahu bahwa dia akan mencintaimu hari ini?

Janganlah jadikan cintamu sebagai hakmu untuk menyiksanya.

Jika engkau mencintainya engkau akan juga menerima masa lalunya, sebagaimana engkau tak akan berbahagia jika engkau tak berdamai dengan masa lalumu.

Hiduplah sepenuhnya hari ini. Cintailah dia sepenuhnya. Hiduplah dengan sebaik-baiknya pengabdian satu sama lain.


Penulis : Nurul Istiqomah
Posted by Unknown On 18.03 No comments READ FULL POST

Facebook

    Jumlah Pengunjung

    Text