Sabtu, 29 September 2012


“Saya pasrahkan saja semuanya pa Allah SWT.”, kata Angelika dengan nada rendah dan sedih.
“Lalu bagaimana dengan anak-anak mbak?”, tanya dari salah seorang wartawan.
“Di Indonesia ini kita tidak perlu bingung, karena sekarang ini banyak tenaga baby sitter, juga masih ada keluarga dan saudara-saudara saya yang menggantikan saya untuk sementara”, sahut Angelika.
Kali ini memang terdakwa sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena bukti-bukti yang kuat sehingga dia sudah dinyatakan sebagai tersangka.
Angelika duduk dan merunduk pasrah dengan keputusan hakim karena pembelaan-pembelaannya sudah tak dihiraukan lagi .
Posted by Unknown On 10.00 READ FULL POST

    Tampak sejuk apabila kita merasakan dan menghirup udara yang segar dari hembusan angin yang sepoi-sepoi. Kita bisa menggambarkan desa ini seperti hamparan padi nan luas, diseberang tampak gubug reyot yang setengah rubuh.
Terlihat seorang pak tua yang sudah lanjut usia, tergopoh-gopoh berjalan menyusuri sungai hendak berwudlu. Dan ternyata pak tua ini seorang imam mushola di dekat rumahnya. Jam di dinding menunjukkan pukul 04.30 WIB, pujian di lantunkan seorang yang terdengar sebaya dengan pak tua. Tak lama kemudian pak tua sampai di mushola dengan sarung favoritnya yang berwarna hijau tua dan kopyah agak miring.
Posted by Unknown On 09.56 READ FULL POST
      Sore itu Zainu benar-benar marah karena Nina membuang tanaman kacang hijaunya yang akan digunakan untuk praktikum Biologi esoknya. Namun, Nina justru tertawa karena berhasil membuat kakaknya marah.
       Mereka hanya tinggal bertiga dengan pembantu semenjak orangtua mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat enam tahun yang lalu. Lisa, pembantu muda yang tinggal di rumah mereka telah menganggap mereka seperti adiknya sendiri. Sementara itu, Zainu merangkap sekolah dan bekerja di perusahaan kecil milik omnya. Nina yang baru duduk di kelas tiga SMP itu mulai jail sejak kehilangan orangtuanya. Lisa lah yang selama ini mengasuhnya bersama Zainu sejak Mbok Inah berhenti menjadi pembantu di rumah itu.
Posted by Unknown On 09.47 READ FULL POST

By: Anita W. H.
Kuberjalan di atas benang kehidupan
Mencari sebuah makna dari arti pendidikan
Menelusuri tapak yang tak pasti
Beraneka ragam …
Dan aku tak tahu mana yang harus kuikuti
                Di antara bebatuan terjal
                Bagaikan terambang di atas laut yang penuh tebing
                Dari arti pendidikan yang sangat mulia
                Kini berubah menjadi tombak kehancuran bagi bangsa
Posted by Unknown On 09.43 READ FULL POST
By: Ai_
Kutulis sebuah siasat tentangmu. Malam
mengaburkan tiap tetes hujan
seribu. Lantas kita berjalan sebagai
anak gelap di tanah warisan nenek moyang. Bayang putus asa dan
jelaga sendu tak jua tersapu cahaya dari langit.

Posted by Unknown On 09.34 READ FULL POST

Jumat, 28 September 2012




KATA PENGANTAR

"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". (Pramoedya ananta Toer).


Sekilas Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DIMёNSI STAIN Tulungagung LPM DIMёNSI merupakan salah satu diantara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergelut dalam bidang jurnalistik. LPM DIMёNSI adalah generasi kedua dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergelut di bidang jurnalistik. Diawali dengan berdirinya LPM Al-Hilliyah pada tahun 1989. Seiring perkembangan zaman, pada tahun 1994 nama Al-Hilliyah ber-evolusi menjadi DIMёNSI. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan paradigma gerakan dan paradigma berfikirnya
Posted by Unknown On 02.13 READ FULL POST

Facebook

    Jumlah Pengunjung

    Text