Minggu, 21 April 2013

                                                                     Penulis : Yuslisul Pransiskasari

            Suatu ketika ada seorang bocah sedang ayik membaca sebuah buku berjudul Spiritual Soft Drink karya M. Tajuddin dan datanglah salah seorang temannya yang kemudian bertanya,“Bagaimana kamu suka membaca? Saya tidak suka sekali dengan membaca.”

           Si bocah yang bernama Bimbi menjawab,”Karena membaca merupakan kebutuhan setiap manusia di dunia. Membaca adalah pekerjaan yang murah dan mengasyikkan, dengan membaca layaknya kita dapat ikut larut dalam kehidupan masa Penjajahan, menjelajah dunia, bertualang mencari ilmu dan merasakan bagaimana menjadi Presiden.”

           “Namun, mengapa saya tidak suka membaca,”tanyanya lagi.

           “Karena kamu belum memulainya.”

     ,”Bagaimana seseorang bisa mengarang, karena dia telah memulainya, dia telah bertekad untuk mengarang, hingga boleh dikatakan ini adalah modal dasar yang pertama.
       Sama halnya dengan menulis. Seseorang yang suka menulis awalnya mengatakan saya suka membaca. Bila seseorang tidak suka membaca maka dia juga tidak akan gemar menulis. Padahal membaca merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada juga yang suka menulis tapi tidak gemar membaca. Ada juga yang berujar seperti ini. ”Saya gemar membaca, tapi saya tidak dapat menulis.” Bukan tidak dapat menulis, tapi perasaanlah yang membunuh keinginannya. Bukankah mimpi itu dibunuh oleh orang yang melahirkannya? Maka bila dia tidak mengubah pendiriannya, dia tidak akan melahirkan tulisannya. Karena dengan membaca saya dapat melahirkan sebuah tulisan. Seperti yang diungkapkan oleh Fahri Asiza

             Menulis. Sebuah bentukan kata yang tersusun dari kata dasar tulis yang mendapat imbuhan meN- sehingga menurut buku EYD huruf ‘t’ dalam kata tulis akan melebur menjadi kata ‘menulis’. Kalau dilihat dari susunan kata tersebut, menulis adalah kata kerja aktif. Itu artinya menulis berperan aktif dalam kegiatan tulis menulis dalam bahasa lain ‘menorehkan rangkaian huruf’. Jika diartikan seperti itu maka banyak kegiatan yang bisa merangkum kegiatan tulis menulis. Contohnya saja mencatat, mengarang, menulis status, mengetik, mencoret-coret, Dalam KBBI menulis artinya melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.  Jadi menulis adalah kegiatan mengasyikkan dan produktif yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan bukan lahir karena bakat yang dimiliki seseorang.

             Menulis disini bisa berari luas.  Seperti yang dilakukan oleh Anne Frank, dalam kesendiriannya menulis buku harian. Meski sekadar menulis catatan kecil, tapi ia berhasil merekam jejak kehidupan selama ia berada dalam kondisi tertekan. Dengan wawasannya, dia menyingkapkan hubungan antara delapan orang yang hidup dibawah kondisi yang luar biasa, menghadapi kelaparan, ancaman ketahuan dan dibunuh yang senantiasa hadir, sepenuhnya terasing dari dunia luar, dan terutama, kebosanan, kesalahpahaman yang remeh, serta frustrasi hidup dibawah ketegangan tak tertahankan, dalam tempat tinggal yang terbatasi (Kompas online, 2009). Bahkan menulis adalah aktivitas yang membebaskan pikiran layaknya seorang anak kecil yang bebas bermain dan berlari kesana kemari.


Posted by Unknown On 18.11 No comments

0 komentar :

Posting Komentar

Facebook

    Jumlah Pengunjung

    Text