Serpihan Puisi Nana
Berteduh Malam
Ku rebahkan ratap diantara terlampauinya
kemilau belukar cakra jingga
Syair kerdil kembali menjemputku pada peraduan hati,
Sebongkah asa mencari teduh bersikukuh,
Mendayung senyum
Ku sandarkan lelah pada dinding malam
Syair kerdil kembali menjemputku pada peraduan hati,
Sebongkah asa mencari teduh bersikukuh,
Mendayung senyum
Ku sandarkan lelah pada dinding malam
Mengukir Karsa
Pagi ini senja tak lagi enggan menyapa
Seperti biasa, risalah hati menggurat persemaian dan kembali mengukir karsa
Pertanda ku masih diberi kehidupan diantara nafas-nafas pemberian Tuhan..
Meski terkadang angkuh, rindu ini masih mematri setapak jalanku
Menyibak denyut nadi yang tersirat beribu riwayat
Meski terkadang legam menutup pikiranku terselip kelabu mengitari hariku,
Biarkan ku rengkuh asa diantara awan yang mendera,.
Biarkan ku rajam air mata,
Dan biarkan ku pikat rasi pijar diantara sayap camar
Tuk daki sudut nirwana...
Seperti biasa, risalah hati menggurat persemaian dan kembali mengukir karsa
Pertanda ku masih diberi kehidupan diantara nafas-nafas pemberian Tuhan..
Meski terkadang angkuh, rindu ini masih mematri setapak jalanku
Menyibak denyut nadi yang tersirat beribu riwayat
Meski terkadang legam menutup pikiranku terselip kelabu mengitari hariku,
Biarkan ku rengkuh asa diantara awan yang mendera,.
Biarkan ku rajam air mata,
Dan biarkan ku pikat rasi pijar diantara sayap camar
Tuk daki sudut nirwana...
Intensi Hati
Risalah hati bersikukuh merengkuh asa
dalam ilusi
Sejuta karsa yang terangkai datang menghujam
sanubari
Segumpal lara terpatri, terbayang asa mendayu semu
dalam langkah demi langkah kaki..
Kapan ku raih kemilau celah kirana,
menilik pun tak nampak disini
Sungguh kini ku hanyut dalam intensi dan visi..
dalam ilusi
Sejuta karsa yang terangkai datang menghujam
sanubari
Segumpal lara terpatri, terbayang asa mendayu semu
dalam langkah demi langkah kaki..
Kapan ku raih kemilau celah kirana,
menilik pun tak nampak disini
Sungguh kini ku hanyut dalam intensi dan visi..
Rindu
Jelajah langit menutup pes0na senja
menyibak sketsa r0na hitam abu-abu
Meniti hampa di ujung pena ku rangkai puisi merantai sepi, pada semesta rindu nyanyian malam menggemakan ku kembali terasing di dalamnya
Wahai rembulan kabarkan padanya
Dalam palung belenggu mengusik
terajut rinduku membentang..
Meniti hampa di ujung pena ku rangkai puisi merantai sepi, pada semesta rindu nyanyian malam menggemakan ku kembali terasing di dalamnya
Wahai rembulan kabarkan padanya
Dalam palung belenggu mengusik
terajut rinduku membentang..
Catatan Hati
Metode malam seperti biasa
Duduk di kursi tua meredakan hatidengan nyanyian duka
Canda jadi santapan jiwa,
Tawa jadi umpan gembira
Meski hati berangkai air mata
Meski mata nyaris tak melihat
Meski harap ditelan pekat,
Tapi hatiku bermunajat
Duduk di kursi tua meredakan hatidengan nyanyian duka
Canda jadi santapan jiwa,
Tawa jadi umpan gembira
Meski hati berangkai air mata
Meski mata nyaris tak melihat
Meski harap ditelan pekat,
Tapi hatiku bermunajat
Sama Sepertimu
Ku ukir hiasan dalam malam
Telunjuk menari ikuti naluri
di atas putih abu-abu masih terlihat meski semu, sekilas bayang coba melintas
mendaki puncaknya
Tiba yang ku harap bukan mentari
Kecil dalam gelap coba agungkan kiprah hati
seraya senyum indah itu menyadarkanku
Sama sepertimu
Sinar membentang dalam hatiku..
Telunjuk menari ikuti naluri
di atas putih abu-abu masih terlihat meski semu, sekilas bayang coba melintas
mendaki puncaknya
Tiba yang ku harap bukan mentari
Kecil dalam gelap coba agungkan kiprah hati
seraya senyum indah itu menyadarkanku
Sama sepertimu
Sinar membentang dalam hatiku..
Sesal
Diantara gemuruh udara menyelimuti riuh
hujan,
Berebut mem0ri demi mem0ri yg tersaji dari setiap aksara hati
Gemerisik reranting tempat teduhku,
Menggurat asa dalam kelabu
Ku sibak peluh titipkan keluh debur ombak samudra..
Sesal sakit mendera kemelut kerasnya dunia,
Ku hempaskan beribu duka
Ku langitkan air mata,
teruntuk sang pemilik nyawa Doaku berbasis noktah jiwa,,
Berebut mem0ri demi mem0ri yg tersaji dari setiap aksara hati
Gemerisik reranting tempat teduhku,
Menggurat asa dalam kelabu
Ku sibak peluh titipkan keluh debur ombak samudra..
Sesal sakit mendera kemelut kerasnya dunia,
Ku hempaskan beribu duka
Ku langitkan air mata,
teruntuk sang pemilik nyawa Doaku berbasis noktah jiwa,,
0 komentar :
Posting Komentar